baru2 ni aku rase aku makin jauh
jiwa aku kosong
macam x da tujuan
mungkin aku semakin alpa
kurang mengingatiNya
asyik nak berhibur je keje
ingat tu la ingat ni la
sampai aku lupe ape yang sepatutnye aku perlu ingat
en baru2 ni aku der la bace atikel2 dakwah
dan sangat buat aku sedar kekhilafan diri
jauhnye lagi perjalanan idup ni
mampu ker
aku hadapinyer seorng diri
yela..x kan selamanya kawan kite akan disamping kite an
last2 kite sendiri jugak
lagi2 tym
aku sorg2 kat ukm ni
rase sunyi sangat
dah la aku tgah ehem hem
lagi la
kalu x ley gak solat
dekatkan diri yang hina ni padaNya
tenang ckit jiwa
dapat jugak memberi mkn pada jiwa
dan aku nak kongsi artikel ni ngn korang sume
artikel ni pasal
keikhlasan hati kite
dalam beribadat
dan sume ni akan dipersoalkan di akhirat kelak
lepas ni aku akan cube mendatangkan kaikhlasan dalam
setiap ibadat yang aku lakukan
ni tak
asyik ingat dunia jer
hemm..
Rasulullah Saw, pernah berkisah,
“Manusia yang mula-mula akan ditanya di hari kiamat adalah tiga orang: pertama adalah orang yang diberi ALLAH ilmu pengetahuan. Pada waktu itu Allah Azza wa Jalla bertanya,”Apakah yang sudah kamu perbuat dengan ilmu yang engkau ketahui itu?”
Ia menjawab,”Ya Rabbi, dengan ilmu hamba itu, hamba bangun di tengah malam (untuk shalat malam), lalu hamba berjaga di tepi siang (untuk mengajarkan ilmu kepada orang yang memerlukannya)”
Allah berfirman,”Engkau dusta!”
Malaikatpun berkata,”Engkau dusta!”
Engkau lakukan semua itu hanyalah supaya engkau disebut sebagai orang alim”.
Memang yang demikianlah perkataan orang terhadap dirinya.
Orang kedua adalah seorang laki-laki yang Allah beri harta kekayaan, maka Allah bertanya,”Engkau telah Kami beri amanah harta, apakah yang sudah engkau perbuat dengan harta itu?”
Dia menjawab,”Ya Rabbi, harta benda itu semuanya telah hamba sedekahkan pada tengah malam dan siang hari”.
Allah berfirman,”Engkau dusta!”
Malaikatpun berkata,”Engkau dusta!”
Engkau lakukan semua itu hanyalah supaya engkau dikatakan sebagai seorang dermawan”.
Memang yang demikianlah yang dikatakan orang terhadap dirinya.
Orang ketiga adalah laki-laki yang terbunuh dalam perang dalam mempertahankan agama Allah, maka Allah bertanya,”Apakah yang telah engkau kerjakan?”
Ia menjawab,”Ya Rabbi, Engkau suruh hamba berjihad, maka pergilah hamba ke medan perang, lalu hamba mati terbunuh”.
Allah pun berkata,”Engkau dusta!”
Dan Malaikat pun berkata,”Engkau dusta! Engkau lakukan semua itu hanyalah supaya dikatakan orang bahwa engkau gagah berani”
Memang yang demikianlah perkataan orang terhadap dirinya.
Setelah demikian, Rasulullah Saw, melanjutkan,”Wahai Abu Hurairah, mereka itulah makhluk yang paling pertama merasakan api neraka jahannam di hari kiyamat”.
Menjadi jelas kiranya, ternyata bukan perbuatan manusia yang berdusta, tapi tiang dasar tegaknya, yaitu sikap ikhlas dalam ber amal.
Bagi seorang hamba ahli ikhlas, apapun yang dilakukannya bebas dari selera rendah, berupa keinginan untuk dihargai, dipuji, dan dihormati. Konsentrasinya seluruh amalannya tertuju kepada Allah semata..
Rasulullah Saw bersabda,”Bahwa sesungguhnya amal itu tergantung kepada niatnya, dan bagi seseorang adalah apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang niat hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu adalah kepada apa yang ditujunya”.(HR.Bukhari)